Jumat, 14 Juli 2017

Mikrokontroler ATMega 32

            Microcontroller dan microprocessor mempunyai beberapa perbedaan. Jika ditelaah dari artinya maka, microprocessor adalah pengolah mikro sedangkan microcontroller adalah pengendali mikro. Dari pengertian tersebut sebenarnya sudah bisa diketahui perbedaannya dimana microprocessor yang terdapat pada komputer seperti Intel Pentium, hanya dapat bekerja apabila terdapat komponen pendukung seperti RAM (Random Access Memory), hard disk, motherboard, perangkat I/O, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut diperlukan karena microprocessor hanya dapat melakukan pengolahan data, namun tidak dapat menyimpan data, menyimpan program, menerima masukan dari user secara langsung, ataupun menyampaikan data hasil pemrosesan ke keluaran. Berbeda dengan microprocessor, microcontroller sudah dilengkapi dengan komponen komponen yang dikemas dalam satu chip seperti memori, perangkat I/O, timer, ADC (Analog to Digital Converter), dan lain-lain. Hal ini membuat microcontroller lebih tepat untuk digunakan pada aplikasi embedded system.

               Microcontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) standar memiliki arsitektur 8bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit, dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). AVR dapat dikelompokkan menjadi empat 6 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga ATSOSxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, anda dapat mencoba ATmega8 atau ATtiny2313 dengan ukuran Flash Memory 2KB dengan dua input analog.

Berikut adalah fitur yang terdapat pada microcontroller ATmega32 yaitu:

1. Saluran I/O ada 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 channel.
3. Tiga buah Timer/Counter.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5. Memiliki 131 instruksi yang membutuhkan 1 siklus clock.
6. Watchdog timer dengan osilator internal.
7. Dua buah timer/counter 8 bit, satu buah timer/counter 16 bit.
8. Tegangan operasi 2.7 V – 5.5 V pada ATmega 16L.
9. Internal SRAM sebesar 1 KB.
10. Memori flash sebesar 32KB dengan kemampuan Read While Write.
11. Unit interupsi internal dan external.
12. Port antarmuka SPI.
13. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
14. Antarmuka komparator analog.
15. 4 channel PWM.
16. 32x8 general purpose register.
17. Hampir mencapai 16 MIPS pada Kristal 16 MHz.
18. Port USART yang dapat diprogram untuk komunikasi serial.


Konfigurasi PIN 

Gambar : Konfigurasi pin ATMega 32

              Fungsi umum dari susunan pin microcontroller ATmega32 adalah sebagai berikut:

1. VCC merupakan catu daya positif.
2. GND sebagai pin ground catu daya negatif.
3. Port A (PAO..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram
    sebagai pin dari ADC.
4. Port B (PBO..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan fungsinya sebagai,
    timer/counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PCO..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan fungsinya sebagai,
    TWI, komparator analog, dan timer osilator.
6. Port D (PDO..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan fungsinya sebagai,
    komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
7. Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset microcontroller.
8. XTAL 1 dan XTAL 2 sebagai pin clock eksternal. Pada microcontroller
    membutuhkan sumber (clock) agar dapat mengeksekusi instruksi yang ada di memori. 
    Semakin tinggi nilai kristalnya, maka semakin cepat microcontroller tersebut.
9. AVCC sebagai pin tegangan untuk ADC.
10. AREF sebagai pin tegangan referensi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar